Sabtu, 06 April 2013

Konseling Multibudaya, Tema Bahasan dan Sertifikat



Sertifikat Konseling KIPAS, seperti apa?

Keutuhan Tema Pembahasan Konseling Model KIPAS dalam rancangan: hasil menggembirakan dan membanggakan terutama pemakai jasa (siswa, orangtuanya) serta Kepala Sekolah, dan para guru matapelajaran. Keberadaaan dan kinerja Konseling Multibudaya Indonesia adalah bermakna bagi semua.


Tema-1: Karakter
Kriteria Pokok:
Konstruksi pribadi dan definisi-diri: Menuju Manusia Indonesia Seutuhnya (MIS); keutuhan semua unsur “PANTeS”.[1]
Kondisi-kondisi, Urusan: Belum Selesai,  Tidak Ideal jika: 
Berat-sebelah, mementingkan salah satu saja dari yang seharusnya pada unsur-unsur PANTeS.
Kondisi-kondisi, Urusan: Selesai, Efektif, Ideal, jika:
Seimbang-selaras-serasi (pantas, atau dalam bahasa Jawa pantes) pada semua segi PANTeS secara utuh.
Hasil Konseling adalah yang:
Menggembirakan dan membanggakan yaitu mencapai (salah satu: Nilai A, atau B) dengan simbol indah, bermartabat,  dan berguna yaitu selembar:
Sertifikat Keutuhan Karakter:
“Dinyatakan Sukses Konseling”
dengan Predikat:
Sangat Memuaskan dengan Nilai A
dalam upaya mencapai kemandirian menuju
“Manusia Indonesia Seutuhnya”

Tema-2: Identitas
Kriteria Pokok:
Konstruksi pribadi dan definisi-diri: spesifik, definitif, yaitu kejelasan dan ketegasan “JENiS-PK”.[2]
Kondisi-kondisi, Urusan: Belum Selesai,  Tidak Ideal jika:
Kabur, ganda, mendua, ragu, bimbang, tidak memihak, tidak jelas pendirian atau acuan pada sesuatu unsur JENiS-PK.
Kondisi-kondisi, Urusan: Selesai, Efektif, Ideal, jika:
Tegas, tunggal, mantab, yakin, memihak, jelas pendirian atau acuan pada semua unsur JENiS-PK.
Hasil Konseling adalah yang:
Menggembirakan dan membanggakan yaitu mencapai (salah satu: Nilai A, atau B) dengan simbol indah, bermartabat,  dan berguna yaitu selembar:
Sertifikat Ketegasan Identitas:
“Dinyatakan Sukses Konseling”
dengan Predikat:
Sangat Memuaskan dengan Nilai A
atas kinerja nyata mencapai kemandirian dalam
“Kejelasan dan Ketegasan Identitas”

Tema-3: Pekerjaan(-Karier)
Kriteria Pokok:
Insight dan aksi  yaitu kecerahan arah dan kebertumbuhkembangan “KERJA”.[3]
Kondisi-kondisi, Urusan: Belum Selesai,  Tidak Ideal jika:
Arah-pekerjaan kabur, mendung, suram, bayangan masa depan belum tercerahkan, dalam bahasan unsur-unsur .“KERJA”
Kondisi-kondisi, Urusan: Selesai, Efektif, Ideal, jika:
Arah-pekerjaan jelas, terang, tegas, bayangan masa depan sudah dicerahkan sesui dengan semua unsur “KERJA”.
Hasil Konseling adalah yang:
Menggembirakan dan membanggakan yaitu mencapai (salah satu: Nilai A, atau B) dengan simbol indah, bermartabat,  dan berguna yaitu selembar:
Sertifikat Kecerahan Arah Pekerjaan:
“Dinyatakan Sukses Konseling”
dengan Predikat
Sangat Memuaskan dengan Nilai A
dalam kemandirian menemukan kecerahan-arah
“Pemilihan dan Keputusan Pekerjaan(-Karier)”

Tema-4: Akademik     

Kriteria Pokok:
Insight dan aksi: Kecerahan arah, intensionalitas, produktifitas dalam “AKADS”.[4]
Kondisi-kondisi, Urusan: Belum Selesai,  Tidak Ideal jika:
Unsur-unsur AKADS belum tercerahkan, aksi belajar belum terarah.
Kondisi-kondisi, Urusan: Selesai, Efektif, Ideal, jika:
Semua unsur AKADS sudah tercerahkan, aksi belajar sudah terarah.
Hasil Konseling adalah yang:
Menggembirakan dan membanggakan yaitu mencapai (salah satu: Nilai A, atau B) dengan simbol indah, bermartabat,  dan berguna yaitu selembar:
Sertifikat Kecerahan Aksi Akademik:
“Dinyatakan Sukses Konseling”
dengan Predikat
Sangat Memuaskan dengan Nilai A
dalam kemandirian menemukan kecerahan-arah
“Perilaku Akademik dan Belajar”

Tema-5: Sosial
Kriteria Pokok:
Presentasi-diri, ekspresi atau aksi komunikasi: Orientasi komunikasi atau interaksi menurut unsur-unsur “SOSIA”[5]
Kondisi-kondisi, Urusan: Belum Selesai,  Tidak Ideal jika:
Orientasi interaksi atau komunikasi terlampau selektif, kurang produktif, kurang  luwes, mementingkan diri-sendiri dalam banyak hubungan sosial.
Kondisi-kondisi, Urusan: Selesai, Efektif, Ideal, jika:
Orientasi interaksi atau komunikasi meluas kepada suku-bangsa mana saja, produktif, luwes, mementingkan orang lain, ada tanggung-jawab sosial.
Hasil Konseling adalah yang:
Menggembirakan dan membanggakan yaitu mencapai (salah satu: Nilai A, atau B) dengan simbol indah, bermartabat,  dan berguna yaitu selembar:
Sertifikat Presentasi Sosial:
“Dinyatakan Sukses Konseling”
dengan Predikat
Sangat Memuaskan dengan Nilai A
dalam kemandirian presentasi-diri dan ekspresi
“Aksi Komunikasi dan Tanggungjawab Sosial”

Sebagai catatan rancangan: frasa predikat "Sangat Memuaskan dengan Nilai A”, tentu perlu diganti dengan frasa predikat "Memuaskan dengan Nilai B”, jika capaian seseorang dalam suatu rangkaian konseling memang dinilai B.
Sebagai rancangan, adalah pantas dibuat kesepakatan bahwa konselor pemakai Konseling Multibudaya Model KIPAS memelihara hajat pemberian Sertifikat Konseling yaitu membuat siswa gembira dan bangga sehingga tetap menjaga martabat dan kebergunaannya. Salah satu cara penting dalam hal ini adalah:
1.      Hanya siswa yang pernah menjalani konseling, dan mencapai standar kemandirian pada suatu tema tertentu, yang berhak memperoleh sertifikat konseling dimaksud di atas.
2.     Para siswa yang dipandang oleh sekolah sekalipun sebagai berkepribadian “bagus”, “terpuji”, “mandiri”, atau apapun predikat baik yang disandangnya, haruslah divalidasi melalui interviu konseling jika para siswa itu menghendaki sertifikat konseling dimaksud di atas.
Begitulah rancangannya, semoga.... Wallahualam-bissawab... 

(Andi Mappiare-AT)


Fastabikul-khaerot ... “Fast_a-big_cool-highroad” ...
Kutiti jalan-Nya  !!!

(Sanggar KIPAS – Suara “akar rumput”  andi-m-um – 06-04-2013)




[1] “PANTeS”, akronim dari unsur bahasan konstruksi Karakter: (1). Pola-pikir utuh: Personalitas-Humanitas-Environmentalitas; (2). Aksi-posisional utuh: Praktikalitas-Realistisitas-Idealitas; (3). Norma utuh: Individualitas-Kolektivitas-Universalitas; (4). Tenggang-rasa atau toleransi utuh: Etnisitas-Nasionalitas-Internasionalitas; (5). Sistem-keyakinan/nilai utuh: Materialitas-Sosialitas-Religiusitas.
[2] “JENiS-PK”,  akronim dari unsur bahasan konstruksi Identitas: (1) Jenis kelamin dan gender; (2) Etnisitas atau afiliasi;  (3) Nilai-religius atau agama;  (4) status Sosial-ekonomi; (5) Pendidikan-pekerjaan/Karier.
[3]  “KERJA”, akronim dari unsur bahasan Pekerjaan(-Karier): (1). Kaji kondisi khusus pribadi;  (2). Elaborasi fakta diri;  (3). Ramu-padu peluang-kerja dan pengharapan;  (4). Jajak-cocokkan fakta-diri dengan ciri-tuntutan kerja; (5).  Antisipasi kepuasan kerja kelak.
[4] “AKADS”, akronim dari unsur bahasan Akademik: (1).  Afeksi terkait belajar; (2). Kognisi terkait belajar; (3).  Aksi (tindakan) belajar;  (4). Daya tarik tujuan belajar;  (5) Strategi belajar.
[5] “SOSIA”, akronim dari unsur-unsur bahasan Sosial, yaitu orientasi interaksi sosial:  (1). Situasi interaksi atau selektivitas komunikasi formal-nonformal;  (2). Output interaksi atau produktivitas;  (3). Saluran dan jaringan komunitas atau keluwesan komunikasi;  (4). Internal vs eksternal, atau nonekspresif-ekspresif;  (5). Andalan-diri untuk kepentingan diri-sendiri atau tanggungjawab sosial.

 
© Andi Mappiare-AT Blogspot Tutorial