Minggu, 31 Maret 2013

Konseling Multibudaya, Supervisi



Interviu imajiner selekenje...
Penilik Sekolah (PS) versus Konselor (K’or) sama-sama tidak ahli???

Bapak Penilik Sekolah keahlian bukan BK sudah datang...
Di ruang BK dengan “Konselor” keahlian bukan BK bincang-bincang...

PS.  b'tanya: “Wahai Konselor... minggu lalu ada perkelahian pelajar...mengapa?”
K’or. jawab : “Oh... bukan urusan konselor, perkelahian pelajar urusan sosiolog!”
PS.  b'tanya: “Ohh... Jadi apakah urusan Konselor?
K’or. jawab : “Mengurusi bidang-bidang akademik-pribadi-sosial-karier”
PS. m’debat : “Lho... bukankah perkelahian pelajar itu masuk bidang sosial?”
K’or. m’bela: “Oh...bukan Bapak, maksudnya...masalah sosial pada diri-pribadi!”
PS. m’ngerti: “Ohh...I see....artinya kesurupan siswa kemaren kan urusan Konselor!?”
K’or. jawab : “Itu juga bukan Bapak...Itu ghoib, diselesaikan Guru Agama dan Kyai!”
PS. rasa ksel: “Berarti perlu Sosiolog dan Kyai di Sekolah... apa kinerja Konselor?!”
K’or. sigap  : “Bukan begitu... Begini Bapak... Kami punya bukti kinerja banyak....
(Sang “Konselor” menunjukkan bukti-bukti kinerjanya: a.l. tulisan program berbagai jenis terpajang di dinding, hasil asesmen kebutuhan dalam map-map, media-media BK, buku-buku paket dan modul bimbingan, instrumen-instrumen, bimbingan kelompok, potret konseling, dan semuanya, lengkap pokoknya... Meyakinkan!)
PS. m’ngerti: “Ohh...I see...artinya Konselor itu petugas administrasi perkantoran?!”
K’or. sigap  : “Bukan Bapak... Kami sukses membimbing dan mengonseling riel...!”
PS. m’debat: “Tapi koq... perkelahian pelajar dan kesurupan massal masih banyak???”
K’or. sigap  : “Tugas kami... banyak pak... Bidang Akademik dan Karier juga riel Pak...!
(Sang “Konselor” lagi-lagi mengeluarkan “senjata andalannya” yaitu bukti-bukti kinerja: a.l. daftar nama siswa di bawah asuhannya, daftar yang konsultasi, jenis-jenis masalah, model dan pendekatan... Meyakinkan)
PS. rasa ksel: “Ini kan juga administratif...Sudahlah...dijelaskan juga tidak jelas!”
K’or. usaha : “Pak... Kami konseling pakai model SFBT, REBT, Terapi Realitas...”
PS. H e r a n: “Apa itu???...  Sudahlah... waktu sudah cukup... saya permisi...”
K’or. susah  : “Mohon maaf Pak... mohon maaf Pak, kami akan perbaiki...”
K’or. n’tang: “Tapi mohon tunjukkan Pak...bagian mana yang harus kami perbaiki...?”
PS. t e g a s : “Tunjukkan hasil nyata...penuhi harapan masyarakat...beradaptasilah...!”
Ketika Bapak Penilik Sekolah sudah pergi, sang Konselor bersungut-sungut, curhat pada Konselor yuniornya: “Beliau sich... Supervisinya juga periksa administrasi melulu... Coba kita diminta bawa siswa-siswa untuk mempraktikkan bimbingan atau konseling, lalu dinilai... lemahnya di mana... baiknya di mana, gitu.... Ini engguaak!!!....”
Itulah “Supervisi Selekenje” imajiner...hanya dalam khayalan...
Semoga tidak ada dan tidak akan jadi kenyataan...
Bukan maksud lakukan cercaan...
Hanya bahan pemikiran...

Fastabikul-khaerot ... melalui ... “Fast_a-big_cool-highroad” ...
Kutiti jalan-Nya  !!!
(Sanggar KIPAS– Suara “akar rumput”  – andi-m-um – 31-03-2013)

 
© Andi Mappiare-AT Blogspot Tutorial