Kamis, 02 Mei 2013

Konseling Multibudaya: Budaya Subjektif dan Perilaku



Konseling Multibudaya: Bahan lama yang bermanfaat


Kultur Subjektif dan Perilaku Sosial:
(Diadaptasikan dari Triandis, 1994. Culture and Social Behavior. New York: NcGraw-Hill, Inc. (hal. 117 – 118)

Jika kita memahami bagaimana orang mengategorikan kejadian-kejadian, apa-apa yang berkaitan dengan kategori-kategori yang mereka tekankan pentingnya, norma-norma apa, peran-peran apa, dan nilai-nilai apa yang mereka miliki, maka kita dapat memprediksikan beberapa perilaku. Dicontohkan dari beberapa penelitian yang menggunakan penilaian (evaluasi), potensi, dan aktivitas sebagai aspek-aspek makna dari peran dan perilaku yang diperoleh dari sampel dalam budaya tertentu sebagai basis informasi untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang dalam merespon perilaku orang lain. Prediksi dalam penelitian-penelitian itu dinyatakan masuk akal dan berhasil.
Unsur-unsur lain budaya subjektif juga memprediksikan perilaku. Dari sejumlah penelitian oleh Harry C. Triandis sendiri berhasil menyusun beberapa model (gambar) untuk mengintegrasikan prediksi-prediksi dimaksud. Salah satunya, disajikan berupa gambar dalam mana situasi (situation) dan pengalaman sebelumnya (previous experiences) adalah diinterpretasikan dalam kerangka budaya subjektif secara individual. Proses-proses itu mengaktifkan berbagai proses psikologis yang membuat pribadi siap memunculkan perilaku. Perilaku benar-benar muncul jika situasi membuatnya mudah untuk melakukannya.

Komentar:
Memang materi ini adalah bahan lama namun dipandang bermanfaat, jika dikaitkan dengan keperluan pemahaman individu siswa khususnya dalam konseling model apapun. Bagi pengkaji konseling multibudaya Model KIPAS, bahan lama ini dapat dilihat sumbangannya yang sangat bermanfaat, terutama dari dimensi perilaku berbasis budaya:
1 bahwa perilaku berbasis budaya memiliki penjelasan yang bersifat universal yaitu berlaku umum untuk budaya manapun;
2 situasi menduduki posisi penting ~ entah memberi peluang (enabling) ataukah menghambat (constraining) bagi perilaku individu namun individu sebagai agen atau aktor adalah penuh kesadaran atas tindakan-tindakannya (bandingkan dengan konsepsi Anthony Giddens yang banyak diadopsi dalam penjelasan naskah-naskah KIPAS sebelumnya);
3 bahwa tiap individu dari basis budaya manapun senantiasa menginterpretasikan situasi yang berpadu dengan pengalaman lalu, hal mana adalah khas menurut basis budaya individu itu masing-masing;
4 bahwa sifat-sifat realitas manusia secara umum adalah interpretif, aktif menyusun makna, dan karenanya untuk mengetahui dan memahami manusia memerlukan interpretasi dan pemaknaan pula. 

 
© Andi Mappiare-AT Blogspot Tutorial