Konseling Multibudaya: Bahan lama yang bermanfaat
Kultur
Subjektif dan Perilaku Sosial:
(Diadaptasikan dari Triandis, 1994. Culture and Social Behavior. New York: NcGraw-Hill, Inc. (hal. 117
– 118)
Jika
kita memahami bagaimana orang mengategorikan kejadian-kejadian, apa-apa yang
berkaitan dengan kategori-kategori yang mereka tekankan pentingnya, norma-norma
apa, peran-peran apa, dan nilai-nilai apa yang mereka miliki, maka kita dapat
memprediksikan beberapa perilaku. Dicontohkan dari beberapa penelitian yang
menggunakan penilaian (evaluasi), potensi, dan aktivitas sebagai aspek-aspek
makna dari peran dan perilaku yang diperoleh dari sampel dalam budaya tertentu
sebagai basis informasi untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang dalam
merespon perilaku orang lain. Prediksi dalam penelitian-penelitian itu
dinyatakan masuk akal dan berhasil.
Unsur-unsur
lain budaya subjektif juga memprediksikan perilaku. Dari sejumlah penelitian
oleh Harry C. Triandis sendiri berhasil menyusun beberapa model (gambar) untuk
mengintegrasikan prediksi-prediksi dimaksud. Salah satunya, disajikan berupa
gambar dalam mana situasi (situation)
dan pengalaman sebelumnya (previous
experiences) adalah diinterpretasikan
dalam kerangka budaya subjektif secara individual. Proses-proses itu
mengaktifkan berbagai proses psikologis
yang membuat pribadi siap memunculkan perilaku. Perilaku benar-benar muncul
jika situasi membuatnya mudah untuk melakukannya.
Komentar:
Memang
materi ini adalah bahan lama namun dipandang bermanfaat, jika dikaitkan dengan
keperluan pemahaman individu siswa khususnya dalam konseling model apapun. Bagi
pengkaji konseling multibudaya Model KIPAS, bahan lama ini dapat dilihat
sumbangannya yang sangat bermanfaat, terutama dari dimensi perilaku berbasis
budaya:
1 bahwa perilaku berbasis budaya memiliki penjelasan yang
bersifat universal yaitu berlaku umum untuk budaya manapun;
2 situasi menduduki posisi penting ~ entah memberi peluang (enabling) ataukah menghambat (constraining) bagi perilaku individu
namun individu sebagai agen atau aktor adalah penuh kesadaran atas
tindakan-tindakannya (bandingkan dengan konsepsi Anthony Giddens yang banyak
diadopsi dalam penjelasan naskah-naskah KIPAS sebelumnya);
3 bahwa tiap individu dari basis budaya manapun senantiasa
menginterpretasikan situasi yang berpadu dengan pengalaman lalu, hal mana
adalah khas menurut basis budaya individu itu masing-masing;
4 bahwa sifat-sifat realitas manusia secara umum adalah
interpretif, aktif menyusun makna, dan karenanya untuk mengetahui dan memahami
manusia memerlukan interpretasi dan pemaknaan pula.